Hindari Tekanan Darah Tinggi Sebisa Mungkin!

Laki-laki dan wanita sama-sama bisa "dihinggapi" penyakit tekanan darah tingi, namun bahaya-bahaya yang diakibatkannya lebih rentan dihadapkan kepada wanita.
Lalu bagaimana dengan ibu hamil yang menderita tekanan darah tinggi? Apakah penyakit ini akan semakin parah selama fase kehamilan?
Dr Sekretaris Rushdie Salomo, profesor Internal Medicine di fakultas Kedokteran, Qashr Ain, menjelaskan bahwa seorang ibu hamil pengidap penyakit tekanan darah tinggi umumnya melewati masa kehamilannya dengan selamat, baik terhadap dirinya sendiri maupun pada janin yang dikandungnya. Namun disini pengawasan dokter kandungan secara terus-menerus tetap dibutuhkan, sebab dalam kondisi tertentu kehamilan juga bisa menyebabkan darah rendah. Nah, jika ibu hamil terus mengonsumsi obat dengan dosis yang sama maka kemungkinan akan memperparah darah rendahnya hingga batas maksimal yang mengharuskan dokter untuk mengurangi dosis obat-obatnya selama masa kehamilan.
Adapun tekanan darah tinggi selama kehamilan, ini bisa membuat ibu hamil dan janinnya terancam oleh penyakit yang dikenal dengan "pre-eclampsia", yaitu kejang saat kehamilan yang kadang dapat menyebabkan kematian janin atau ibu hamil. Kejang ini disebabkan oleh pengaruh negatif organ-organ tubuh yang berbeda akibat tekanan darah tinggi. Ini pula yang menjadi penyebab turunnya berat janin dan terjadinya kelahiran prematur.
Hal ini juga menaikkan proporsi protein dalam urin yang dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki dan rasa nyeri di saat hamil.
Untuk menghindari penyakit "pre-eclampsia" ini Dr. Amin Rushdie merekomendasikan agar menghindari kenaikan berat badan yang berlebihan di saat hamil melakukan pemeriksaan berkala kepada dokter kandungan.
Beliau menambahkan faktor-faktor lain yang mengakibatkan tekanan darah tinggi pada wanita, antara lain:
1. Menkonsumsi pil kontrasepsi yang mengandung campuran sintetik estrogen dan progestin, sebab yang terakhir ini bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Karena itu Anda disarankan untuk menggunakan cara lain seperti spiral (kondom), terutama bagi manita yang sudah berusia 35 tahun.
2. Wanita yang mamasuki masa menopaus juga bisa mengidap tekanan darah tinggi. Ini sebagai akibat dari menurunnya kadar estrogen aktif.
3. Ovulasi untuk mempercepat reproduksi atau mempermudah kehamilan. Ini merupakan faktor yang paling utama bagi timbulnya tekanan darah tinggi (bagi wanita). 
Pada kondisi-kondisi yang dijelaskan tadi dituntut untuk memperhatikan tingkat tekanan darah secara teratur sehingga pengobatan bisa mencapai hasil yang diharapkan tanpa efek samping.
By:  Manal Bayoumi (http://www.ahram.org.eg/) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll